♥ ♥ AKU DAN MEREKA ♥ ♥

♥ ♥ AKU DAN MEREKA ♥ ♥
Everytime Together

eksperimen Pengaruh Jenis Pewarna Makanan terhadap Ketertarikan Orang (Responden) untuk Memilih Nasi Kuning

I. JUDUL

Pengaruh Jenis Pewarna Makanan terhadap Ketertarikan Orang (Responden) untuk Memilih Nasi Kuning.

II. LATAR BELAKANG

Seringkali kita memiliki prasangka buruk terhadap asupan bahan kimia dalam produk pangan. Padahal sebenarnya, seluruh makanan yang kita konsumsi sehai-hari pun merupakan senyawa kimia. Contohnya saja garam dapur yang merupakan senyawa NaCl. Nasi sekalipun, merupakan senyawa kimia. Jadi tidak semua bahan kimia adalah zat asing yang otomatis akan ditolak oleh tubuh (Irawati, 2007).

Bahan Tambahan Pangan (BTP) saat ini seringkali kita temukan dalam makanan dan minuman kemasan hasil olahan industri. Mengapa BTP diperlukan? Karena BTP memiliki berbagai manfaat, selain mempertahankan dan memperbaiki nilai gizi makanan, menghambat kerusakan bahan oleh mikroba, mempertahankan kesegaran bahan, warna dan aroma, membantu proses pengolahan pangan, juga memperbaiki penampilan dan aroma pangan (Irawati, 2007).

Penampilan makanan, termasuk warnanya, sangat berpengaruh untuk menggugah selera. Penambahan zat pewarna pada makanan bertujuan agar makanan lebih menarik. Zat pewarna sendiri secara luas digunakan di seluruh dunia. Di Indonesia, sejak dahulu orang banyak menggunakan pewarna makanan tradisional yang berasal dari bahan alami, misalnya kunyit untuk warna kuning, daun suji untuk warna hijau dan daun jambu untuk warna merah. Pewarna alami ini aman dikonsumsi namun mempunyai kelemahan, yakni ketersediaannya terbatas dan warnanya tidak homogen sehingga tidak cocok digunakan untuk industri makanan dan minuman (Duniaveteriner. 2010). Oleh karena itu, pewarna makanan yang seringkali digunakan oleh produsen merupakan pewarna sintetis.

Seiring perkembangan zaman yang menuntut segalanya serba maju, praktis, ekonomis, dan efisien, pewarna sintetis yang digunakan sebagai BTP menjadi salah satu alternatif bagi produsen makanan untuk alat penarik minat konsumen dalam memilih makanan. Selain karena warnanya yang kuat dan lebih menarik, pewarnaan makanan yang menggunakan pewarna sintetis mempunyai warna yang cenderung lebih stabil dan lebih seragam.

Dalam proposal ini, kami akan melakukan penelitian tentang pengaruh jenis pewarna makanan terhadap ketertarikan orang (Responden) untuk memilih nasi kuning. Kami melakukan 4 macam perlakuan yang menggunakan bahan alami, yaitu pewarna kunyit, pewarna makanan (sumba makanan), dan 2 bumbu siap jadi yang berbeda merk. Dalam setiap perlakuan kami menggunakan 25 orang responden untuk memilih nasi kuning sesuai dengan warna yang menurutnya menarik, kemudian akan kami catat kedalam tabel data penelitian.

III. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana pewarna makanan dapat mempengaruhi daya tarik responden dalam memilih?

2. Bagaimana perbedaan warna yang dihasilkan dari pewarna alami dan buatan pada nasi kuning?

3. Bagaimana pengaruh perbedaan warna tersebut terhadap minat responden dalam memilih?

IV. TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui penyebab pewarna makanan dapat mempengaruhi daya tarik responden dalam memilih.

2. Untuk mengetahui perbedaan warna yang dihasilkan dari pewarna alami dan buatan pada nasi kuning.

3. Untuk mengetahui pengaruh perbedaan warna tersebut terhadap minat responden dalam memilih

V. HIPOTESIS PENELITIAN

Pewarna buatan lebih diminati responden dalam memilih nasi kuning dari pada pewarna alami.

VI. KAJIAN PUSTAKA

Warna pada makanan atau minuman memang kadang memberikan penampilan lain yang lebih menarik. Pewarna makanan alami adalah sebuah zat warna alami (pigmen) yang didapat dari tumbuhan, hewan, atau sumber mineral. Ada 2 (dua) jenis zat warna yang biasa digunakan dalam pengolahan pangan, yaitu pewarna alami dan sintetis. Kebanyakan kita yakin, kalau pewarna alami, akan lebih aman dari pada pewarna sintetis (Raharjo, 2010). Zat warna alami tidak memberikan dampak negatif terhadap kesehatan. Hal ini disebabkan zat warna alami tidak bersifat toksik sehingga tidak berbahaya jika digunakan sebagai bahan pewarna untuk makanan (Lukiati, 2007).

Adapun kelemahan pada pewarna makanan alami memang sering menjadi kendala para pengolah makanan. Karena zat warna alami cenderung memberikan rasa dan flavour khas yang tidak diinginkan. Konsentrasi dan stabilitas pigmen rendah, keseragaman warna kurang baik, serta spectrum warna yang tidak seluas pewarna sintetis (Raharjo, 2010). Sedang pewarna buatan lebih banyak memberi kisaran warna yang dibutuhkan, di samping itu juga secara ekonomis lebih murah (Lukiati, 2007).

Bahan pewarna yang digunakan untuk makanan pada umumnya dikontrol oleh pemerintah ditiap-tiap Negara di seluruh dunia. Penggunaan zat warna baik untuk makanan, kosmetik, maupun obat-obatan di Indonesia telah diatur berdasarkan SK Menteri Kesehatan RI No 1132/A/SK/73, tetapi dalam pengaturan ini belum dicantumkan dosis penggunaan dan tidak ada sanksi bagi pelanggaran terhadap ketentuan tersebut. belum adanya sanksi yang jelas terhadap pelanggaran ini, dapat memicu penyalahgunaan dalam penggunaan zat pewarna buatan khususnya untuk makanan (Lukiati,2007).

Pewarna sintetis biasanya memakai zat tartrazin yang memiliki banyak warna (Ahira, tanpa tahun). Tartrazin adalah salah satu zat pewarna buatan yang berwarna kuning dan dipergunakan secara luas dalam berbagai makanan olahan. Zat pewarna ini telah diketahui dapat menginduksi reaksi alergi, terutama bagi orang yang alergi terhadap aspirin (Lutfi, 2009). Beberapa referensi lain menyebutkan bahwa penggunaan tartrazin dapat menyebabkan biduran (urtikaria) dengan prevalensi di bawah 0,01% atau 1 dari 10.000 penderita. Jumlah ini cukup kecil bila dibandingkan dengan angka prevalensi penderita alergi terhadap udang, yaitu sebesar 0,6-2,8% (1 dari 50 orang). Gejala alergi tartrazine dapat timbul apabila senyawa ini terhirup (inhalasi) atau ditelan (ingesti). Reaksi alergi yang timbul berupa sesak nafas, pusing, migrain, depresi, pandangan kabur, dan sulit tidur. Tartazin juga dikenal sebagai katalis pada hiperaktivitas/ADD, masalah perilaku lain, asma, migrain, dan kanker tiroid (Nuryanti, 2010).

Namun kini mulai terlihat kecenderungan industri makanan dan minuman olahan dan konsumen mulai beralih kembali ke bahan pewarna alami. Tekanan terhadap bahan pewarna buatan (kimiawi) semakin meluas bersamaan dengan tuntutan konsumen yang semakin kuat bagi penyediaan makanan sehat, alami, aman dan bermutu. Ini menyangkut penggunaan bahan tambahan pangan, termasuk bahan pewarna oleh industri pengolahan. Di pihak lain semakin luas tuntutan pembatasan atau seleksi ketat penggunaan bahan pewarna buatan pada makanan dan minuman olahan. Adapun contoh jenis tanaman yang bisa dijadikan pewarna alami yang terdapat di lingkungan sekitar kita dan dapat dibuat sendiri adalah kunyit. Kunyit menghasilkan warna kuning, untuk memperoleh warna kuning dari kunyit dengan cara diparut sampai halus, diperas atau dicampurkan langsung ke makanan (Raharjo, 2010).

VII.RANCANGAN PENELITIAN

· Pertanyaan 1: Alat dan bahan apa saja yang digunakan dalam percobaan pewarnaan nasi kuning?

- Pewarna alami (kunyit)

- Pewarna makanan

- Bumbu siap saji cap Indofood

- Bumbu siap saji cap Bendowo

- Mika plastik kecil ukuran 5x5 cm

- Air

- Beras cap IR 64

- Kelapa

- Daun sereh

- Kompor

- Panci

- Jeruk nipis

- Pisau

- Parutan

- Saringan

- Centong kayu

- Ember

- Sendok makan

- Sendok teh

- Mika plastik kecil

- Garam

- Daun salam

· Pertanyaan 2: Bagaimana responnya?

Nasi kuning yang diolah dengan pewarna buatan mempunyai tampilan yang lebih menarik sehingga lebih diminati responden.

· Pertanyaan 3: Apa saja bahan-bahan yang dapat diubah untuk mengubah responnya?

Pewarna Air Beras Bumbu tambahan Wadah

Jenis Jumlah Jenis Jumlah Warna

Jumlah Ukuran

· Pertanyaan 4: Apa yang dapat diukur dari perubahan tersebut?

- Banyaknya responden yang memilih nasi kuning

- Rasa nasi kuning

- Kecerahan warna nasi kuning

- Tampilan nasi kuning

Variabel: - variabel terikat : Jumlah orang (responden) yang memilih

- variabel bebas : Tampilan nasi kuning yang dimasak dengan kunyit & santan (bumbu tradisional), pewarna makanan&santan, bumbu siap saji cap Indofood, bumbu siap saji cap Bendowo.

- variabel kontrol :

a. Beras yang digunakan sama

b. Banyak air untuk memasak sama

c. Cara memasaknya sama

d. Wadah yang digunakan sama

Judul: Pengaruh Jenis Pewarna Makanan terhadap Ketertarikan Orang (Responden) untuk memilih Nasi Kuning.

Hipotesis: Pewarna buatan lebih diminati responden dalam memilih nasi kuning dari pada pewarna alami.

Kunyit+santan

Pewarna makanan+santan

Bumbu Cap Indofood

Bumbu Cap Bendowo

25

Ulangan

25

Ulangan

25

Ulangan

25

Ulangan

Ø Alat dan Bahan:

ü Alat-alat:

- Kompor

- Panci ukuran 2 Kg

- Pisau

- Parutan

- Saringan

- Centong kayu

- Ember

- Sendok makan

- Sendok teh

- Mika plastik kecil ukuran 5x5 cm 100 buah

ü Bahan-bahan:

- 2500 ml air

- 2 Kg beras cap IR 64

- 5 cm kunyit

- 1 buah kelapa

- 1 bungkus bumbu siap saji cap Indofood

- 1 bungkus bumbu siap saji cap Bendowo

- 10 cm sereh

- 3 sendok teh garam

- 2 helai daun salam

- 1 buah jeruk nipis

- 1 sendok teh pewarna makanan (warna kuning)

Ø Cara Kerja:

1. Menyiapkan alat dan bahan

2. Mencuci beras dengan air hingga bersih

3. Memasak ½ Kg beras yang sudah dicuci bersih dengan menggunakan kunyit dan santan (bumbu tradisional). Kukus beras setengah matang (25 menit), sisihkan. Didihkan santan, kunyit, garam, daun salam, dan serai. Masukkan nasi setengah matang, jerang di atas api sambil diaduk hingga santan habis terserap. Beri air jeruk nipis (supaya warna kuning lebih cerah). Aduk, kukus hingga matang.

4. Memasak ½ Kg beras yang sudah dicuci bersih dengan menggunakan pewarna makanan dan santan. Kukus beras setengah matang (25 menit), sisihkan. Didihkan santan, pewarna makanan, garam, daun salam, dan serai. Masukkan nasi setengah matang, jerang di atas api sambil diaduk hingga santan habis terserap. Beri air jeruk nipis (supaya warna kuning lebih cerah). Aduk, kukus hingga matang.

5. Memasak ½ Kg beras yang sudah dicuci bersih dengan menggunakan bumbu siap saji cap Indofood. Kukus beras setengah matang (25 menit), sisihkan. Didihkan santan, masukkan bumbu siap saji cap Indofood. Masukkan nasi setengah matang, jerang di atas api sambil diaduk hingga santan habis terserap. Aduk, kukus hingga matang.

6. Memasak ½ Kg beras yang sudah dicuci bersih dengan menggunakan bumbu siap saji cap Bendowo. Kukus beras setengah matang (25 menit), sisihkan. Didihkan santan, masukkan bumbu siap saji cap Bendowo. Masukkan nasi setengah matang, jerang di atas api sambil diaduk hingga santan habis terserap. Aduk, kukus hingga matang.

7. Dinginkan masing-masing nasi kuning yang sudah jadi

8. Masukkan masing-masing nasi kuning ke dalam wadah (mika plastik) sebanyak 25 buah dengan takaran 2 sendok makan untuk setiap mika plastik

9. Menentukan 25 responden untuk memilih nasi kuning yang dimasak dengan kunyit+santan (bumbu tradisional), pewarna makanan+santan, bumbu siap saji cap Indofood, atau bumbu siap saji cap Bendowo

10. Mencatat hasil pemilihan responden dalam bentuk tabel.

VIII. POPULASI DAN SUBJEK PENELITIAN

Sebelum data berhasil dikumpulkan, terlebih dahulu harus ditentukan subjek penelitian. Subjek penelitian inilah yang dimaksud dengan populasi. Berdasarkan pengertian populasi di atas, maka yang disebut dalam penelitian ini adalah semua responden yang memilih warna paling menarik dari 4 jenis nasi kuning. 25 responden yang kami pilih adalah mahasiswa jurusan Biologi dari angkatan yang berbeda-beda (angkatan 2007 hingga 2009).

IX. PROSEDUR PENELITIAN

Langkah-langkah yang kami lakukan dalam penelitian yaitu:

1. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam pembuatan nasi kuning

2. Membuat nasi kuning dengan menggunakan empat jenis pewarna yang telah disediakan

3. Mengemas nasi kuning yang telah dibuat dengan mika plastik kecil ukuran 5x5 cm

4. Menaruh nasi kuning yang telah dikemas dalam kardus berbeda untuk masing-masing jenis dan member label pada kardus tersebut (misalnya nasi kuning dengan pewarna kunyit diberi label A)

5. Menentukan 25 responden untuk memilih nasi kuning mana yang warnanya lebih bagus

6. Menanyai responden dengan cara memanggil satu persatu agar responden yang satu dengan yang lain tidak berdiskusi mengenai pilihan mereka dan setiap responden memilih sesuai dengan keinginan mereka sendiri

7. Mencatat data hasil penelitian dan menjumlah data yang diperoleh untuk tiap-tiap nasi kuning yang dipilih.

X. ANALISIS DATA PENELITIAN

Berdasarkan hasil penelitian yang kami peroleh, dari 25 orang responden yang tertarik terhadap pewarna kuning pada nasi kuning, yaitu 11 orang memilih nasi kuning yang memiliki warna dari pewarna kunyit (pewarna makanan alami), 8 orang memilih nasi kuning yang memiliki warna dari pewarna makanan buatan, 2 orang memilih nasi kuning yang memiliki warna dari bumbu cap Indofood, dan 4 orang lainnya memilih nasi kuning yang memiliki warna dari bumbu cap Bendowo.

Dari hasil penelitian tersebut, lebih banyak orang yang tertarik terhadap makanan yang berasal dari pewarna makanan alami, yaitu 11 orang tertarik dan memilih nasi kuning yang dimasak dengan menggunakan pewarna makanan alami (kunyit). Selanjutnya, beberapa orang dari 25 orang responden yang kami gunakan dalam penelitian ini, ada 8 orang yang tertarik dan memilih nasi kuning yang dimasak dengan menggunakan pewarna makanan buatan. Hal ini menunjukkan perbandingan ketertarikan responden yang tidak terlalu jauh, yaitu antara ketertarikan responden yang memilih nasi kuning dengan pewarna alami dan nasi kuning dengan pewarna buatan. Pewarna buatan memang mempunyai warna yang lebih cerah dan stabil, mungkin karenanya beberapa responden sangat tertarik memilih nasi kuning dengan pewarna makanan buatan. Selain itu, responden lain juga tertarik dan memilih nasi kuning dengan pewarna bumbu jadi siap pakai, yaitu 2 orang responden memilih nasi kuning yang dimasak dengan menggunakan pewarna dari bumbu siap jadi cap Indofood, dan 4 orang responden memilih nasi kuning yang dimasak dengan menggunakan bumbu siap jadi cap Bendowo.

XI. HASIL PENELITIAN

Responden

Kunyit + santan

Pewarna buatan

Indofood

Bendowo

Ke-1

+

-

-

-

Ke-2

+

-

-

-

Ke-3

+

-

-

-

Ke-4

+

-

-

-

Ke-5

+

-

-

-

Ke-6

-

-

+

-

Ke-7

-

-

-

+

Ke-8

-

-

-

+

Ke-9

-

+

-

-

Ke-10

-

+

-

-

Ke-11

-

+

-

-

Ke-12

-

+

-

-

Ke-13

+

-

-

-

Ke-14

-

-

-

+

Ke-15

+

-

-

-

Ke-16

+

-

-

-

Ke-17

-

-

-

+

Ke-18

+

-

-

-

Ke-19

-

+

-

-

Ke-20

-

+

-

-

Ke-21

+

-

-

-

Ke-22

-

+

-

-

Ke-23

+

-

-

-

Ke-24

-

-

+

-

Ke-25

-

+

-

-

PERLAKUAN

JUMLAH REPONDEN

PROSENTASE

1. Kunyit + santan (Bumbu tradisional)

11

44%

2. Pewarna makanan+santan

8

32%

3. Bumbu Cap Indofood

2

8%

4. Bumbu Cap Bendowo

4

16%

XII. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Seperti yang telah dijelaskan dalam rancangan penelitian, nasi kuning yang kami gunakan dalam eksperimen menggunakan empat jenis pewarna yang berbeda, yaitu pewarna alami (kunyit), pewarna buatan (pewarna makanan), pewarna dari bumbu siap saji cap Indofood, dan pewarna dari bumbu siap saji cap Bendowo. Nasi yang kami masak dengan kunyit memiliki warna kuning yang paling cerah, sedangkan nasi kuning yang dimasak dengan pewarna buatan memiliki warna yang sedikit berbeda dari yang lain, yaitu berwarna orange. Jumlah responden yang memilih nasi kuning dengan pewarna kunyit sedikit lebih banyak, yaitu 11 orang. Sedangkan responden yang memilih nasi kuning dengan pewarna buatan sebanyak 8 orang.

Dari analisis kami, nasi yang dimasak dengan bumbu siap saji cap Indofood warnanya memang lebih gelap atau bisa dikatakan agak kecoklat-coklatan, sehingga jumlah responden yang menyukai nasi kuning dengan bumbu siap saji cap Indofood hanya 2 orang. Mungkin hal itulah yang membuat responden lebih memilih nasi kuning dengan pewarna lain. Dan untuk nasi yang dimasak dengan bumbu siap saji cap Bendowo, warnanya sedikit lebih gelap bila dibandingkan dengan nasi yang diwarna dengan kunyit. Jumlah responden yang memilih nasi kuning dengan bumbu cap Bendowo juga tidak terlalu banyak, yaitu 4 orang.

Hasil eksperimen tersebut bertentangan dengan hipotesis yang kami ajaukan, yaitu pewarna buatan lebih diminati responden dalam memilih nasi kuning dari pada pewarna alami. Padahal, berdasarkan beberapa artikel yang kami kaji menyebutkan bahwa pewarna buatan memiliki warna yang lebih menarik dan membuat makanan serta minuman lebih diminati oleh konsumen. Hal itu mungkin diakibatkan karena responden yang kami gunakan adalah mahasiswa jurusan Biologi yang dari segi pengetahuan sudah mengerti cara menilai makanan yang baik untuk kesehatan (tidak mengandung pewarna buatan). Selain itu, nasi kuning yang kami olah dengan menggunakan pewarna buatan warnanya terlalu mencolok (warna orange) dan sangat berbeda bila dibandingkan warna nasi kuning yang lain, sehingga mereka mudah menebak bahwa nasi kuning tersebut menggunakan pewarna buatan. Namun, jumlah responden yang menyukai nasi kuning dengan pewarna buatan tidak jauh berbeda dari jumlah responden yang memilih nasi kuning dengan pewarna alami, yaitu 8 orang. Mungkin sebagian dari mereka menyukai nasi kuning tersebut karena warnanya berbeda dari yang lain, atau mungkin juga karena mereka menggemari warna orange.

Kami merasa bahwa eksperimen yang telah kami lakukan kurang berhasil, oleh karena itu kami ingin mengujinya lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh usia dan jenis pendidikan terhadap pemilihan jenis pewarna pada nasi kuning. Mungkin jika kami menggunakan subjek anak-anak usia TK hingga SD, hipotesis yang kami ajukan bisa diterima.

XIII. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

ü Nasi yang dimasak dengan pewarna kunyit memiliki warna kuning paling cerah. Responden yang memilih sebanyak 11 orang atau 44%.

ü Nasi yang dimasak dengan pewarna buatan memiliki warna yang paling berbeda, yaitu warna orange. Responden yang memilih sebanyak 8 orang atau 32%.

ü Nasi yang dimasak dengan bumbu siap saji cap Bendowo memiliki warna kuning cerah tapi sedikit lebih gelap dari pada yang di masak dengan kunyit. Responden yang memilih sebanyak 4 orang atau 16%.

ü Nasi yang dimasak dengan pewarna dari bumbu siap saji cap Indofood memiliki warna paling gelap, yaitu kuning kecokelat-cokelatan. Responden yang memilih nasi kuning dengan pewarna dari bumbu siap saji cap Indofood sebanyak 2 orang atau 8%.

ü Jadi, nasi kuning yang dimasak dengan kunyit memiliki jumlah pemilih paling banyak. Data hasil penelitian tersebut tidak mendukung hipotesis yang kami ajukan, sehingga kami ingin melakukan penelitian lebih lanjut untuk menguji kembali hipotesis kami.

2. Saran

a. Untuk peneliti yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai pengaruh jenis pewarna terhadap pilihan responden, kami sarankan untuk mempertimbangkan subjek yang digunakan untuk memilih jenis pewarna. Karena berdasarkan pengalaman kami setelah melakukan penelitian, ternyata usia dan tingkat pengetahuan yang dimiliki responden berpengaruh terhadap pilihannya itu.

b. Untuk mahasiswa yang ingin melakukan penelitian, disarankan untuk mengkaji sumber-sumber baik berupa buku, artikel, maupun jurnal penelitian sebanyak-banyaknya yang berhubungan dengan penelitiannya tersebut.

c. Untuk masyarakat kami sarankan untuk lebih teliti dalam memilih makanan khususnya makanan untuk anak-anak. Karena berdasarkan pustaka yang telah kami kaji, banyak sekali makanan dan minumam yang menggunakan bahan tambahan baik pewarna, pengawet, pemanis, maupun bahan tambahan lain yang berdampak buruk bagi kesehatan. Untuk anak-anak, pewarna buatan dapat mengakibatkan perilaku hiperaktif. Pewarna buatan juga bisa menimbulkan efek yang lebih mengerikan yaitu menyebabkan tumor dan kanker.

XIV. DAFTAR RUJUKAN

Duniaveteriner. 2010. Penambahan Zat Warna Pada Makanan (Online), (http://duniaveteriner.com/2010/04/penambahan-zat-warna-pada-makanan/print/ 2010/19 April 2010, diakses pada tanggal 10 November 2010).

Lukiati, Betty & Nugrahaningsih. 2007. Uji Kelayakan Bubuk Pewarna Alami dari Ekstrak Biji Kesumba (Bixa orellana L.) Sebagai Pewarna Makanan. Chimera, 12 (2): 68-72.

Lutfi, Achmad. 2009. Tartazin (Online), (http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-lingkungan/zat-aditif/tartrazin/, diakses pada tanggal 3 Desember 2010).

Nuryanti, Irma. 2010. Pewarna Makanan Tartazine (Online), (http://meoongimutz.blogspot.com/2010/03/pewarna-makanan-tartrazine.html, diakses pada tanggal 3 Desember 2010).

Susalit, Irawati. 2007. Bahan Tambahan Pangan (BTP) (Online), (http://www.chem-is-try.org/mateeri_kimia/kimia lingkungan/zataditif/zat-aditif-pada -makanan/, diakses pada tanggal 10 November 2010).

0 komentar:

Posting Komentar


Biologiku ☺

Biologiku ☺
PPLM '09

  © NOME DO SEU BLOG

Design by Emporium Digital